Jumat, 30 April 2010

JALAN YANG BERLAINAN ARAH

South Borneo, April 30 2010 21.34 WITA

Saya tak berhenti searching diponsel, kemudian melalui situs pertemanan , laki2 berinisial J berhasil saya temukan, bibir saya tersenyum penuh senang, yah sudah lama sekali saya mencari…..untuk sebuah tekad dan niat…yah pembuktian, untuk menyenangkan hati saya yang penuh sakit…..getir Jogjakarta 2002-2007.
Melalu pesan saya katakan kepada nya bahwa saya telah lulus kuliah dan saya telah bekerja dikalimantan, tak disangka , pesan saya tersambut, masih dengan gaya yang sama sepeti saya belia dahulu, seolah benar mengharapkan perjuampaan dengan saya, menawarkan pekerjaan diperusahaan oil gas terkemuka, dan dengan santun saya menolak nya karena bukan itu niat saya menemukan nya, bukan untuk memohon mohon bantuan seperti dulu, saya hanya sedikit mengobati hati saya dahulu, saya hanya ingin memberitahunya jika saya bisa lulus kuliah tanpa bantuan nya itu saja

Kemudian niat saya semula ( red bc : dengan penuh kesombonga nsaya ingin buktikan kepada nya bahwa saya mampu lulus kuliah dan bekerja , padahal saya belum jadi deputi gubenur atau jadi bupati cilimus) ntah kenapa Pupus sudah, kembali saya menjadi manusia lembek….atau mungkin saya memang tak pernah bisa untuk murka, meluapkan kekesalan……. Dendam saya bertahun tahun pupus sudah dengan kata2 manis, …..dia memberikan no ponsel dan alamat rumahnya, saya semakin tak berdaya , ingatan saya kembali kepada ayahanda alm. H. Abdeol majied, mungkinkah beliau disana bisa tersenyum tenang jika anak2nya, keturunan darahnya bisa kembali rukun?...otak saya berfikir, …

Epilog : ( tahun 2002 )
Berbekal ransel dipunggung dengan peta ditangan dan uang lembar ratusan ribu, anak bungsu abdoelmajied , menginjakan ngajogjakarta hadiningrat untuk sebuah cita dan cinta…..tanpa berpikir panjang, tanpa perhitungan matang, tanpa memperhitungkan perekonomian keluarga sedang morat marit, tanpa mengindahkan keluarga yang sedang dirundung duka……saya tetap tak bergeming…. Dan beliau satu satunya saudara yang bisa saya andalkan, saya bergantung, teringat janjinya untuk membantu saya …….. tetapi…………….STOP


Saya tak ingin mengingatnya, cukup sudah pengalaman pahit itu saya kubur dalam dalam, masa masa sulit itu telah saya lalui…perlakuan keluarga, kata 2 yang menyakitkan, cinta yang sia saia…keadaan yang menyesakkan….5 tahun yang lalu……
Sampai akhirnya abang saya dicilimus mengingatkan, pengalaman pahit itu…..

” ndut , ga inget dulu?...ga inget ada yg telpon jangan ganggu lagi keluarga disana?....itu bagi kita adalah memutuskan tali silaturahmmi…”

saya terdiam…

” iya saya tak pernah lupa, bahkan saya merasa karena sayalah , karena keinginan saya kuliah keluarga jadi cerau berai….saya penyebab ketidakharmonisan keluiarga…” batin saya

Dan baiklah, bukan karena dendam..bukan karena kesombongan seperti niat saya semula, saya akhiri silaturahmi ini…hidupnya telah bahagia dengan keluarganya disana, dengan jalan hidupnya…saya tak ingin merusak nya…….dan bismilah saya maafkan, saya hapus segala bentuk dendam ..untuk yang telah berlalu………Saya kembali dalam dunia nyata saya dengan keluarga kecil saya dicilimus…..

Ternyata kita sama…Pada jalan yang berlainan arah

1 komentar:

  1. Alhamdulillah terjawab sudah semuanya.
    Terima kasih tulisan yang tak sengaja terbacakan oleh ku ini. Mamang aku pantas untuk mendapatkan semua cercaan, makian, dan hinaan dari kalilan adik-adikku. Aku hanya hamba yang telah mati sebelum mati yang sebenarnya. (ini bukan untuk membuat kalian menjadi lunak hatinya)

    Bukan niat untuk membela diri ini, izinkan aku mengklarifikasi semua itu.

    Aku pernah mengirimkan uang melalui rekening yang diberikan oleh OOI disekitaran tahun 2002, namun adik iparku (Masnun) mengatakan kepadaku bahwa keluarga di Cilimus menyampaikan pesan bahwa aku tak perlu lagi menghubungi keluarga di Cilimus dan katanya mereka sudah tak punya tali persaudaraan lagi dengan diri ku (katanya dari UCU).
    Namun kucoba juga menghubungi telepon (toko man Din), namun tak ada satupun adik-adikku yang mau berbicara dengan ku, malah mang Din mengatakan yah biar sajalah dulu.

    Jadi ini semua terjadi karena kehendak dari ALLAH SWT, aku ikhlas ya ALLAH.

    Memang ku ajak adikku kerja ditemapat aku bekerja, bukan untuk membujuk, menguasai atau apapun namun hanya ingin dapat kembali melakukan komunikasi yang telah lama terputus, tapi ternyata dinilai lain yang mau gimana lagi.

    Wqalaupun tak berarti lagi, izinkan kusampaikan ucapan ini.
    "Selamat buat adik-adikku atas keberhasilan kalian, kalian memang pantas untuk merasa bangga, karena kalian berhasil tanpa pernah menerima bantuan apapun dari seorang abang yang hina ini, dan aku pantas untuk menerima makian dan cercaan dari kalian semua"

    Kini aku mengerti akan arti hidup ini.

    Terima kasih kepada seorang lelaki yang bernama Abdul Majid yang pernah menjadi suami kepada ibuku sehingga aku terlahir ke dunia ini dengan moto yang diberikan kepadaku "ILLAHI ANTA MAKSUDI WARIDHOKA MATLUBHI" (YA TUHAN ENGKAU YANG KUTUJU REDHO MU YANG KUCARI).

    Kapada bapakku maafkan aku karena tak bisa menjalankan amanahmu, aku memang benar-benar tak berdaya.

    Walau di dunia ini kita tak mungkin dapat bertemu, namun harapku pada Rabbku semoga kita dipertemukan nanti di akhirat.

    selamat dan sukses buat kalian selalu
    dari yang hina, Jamaluddin Malik

    BalasHapus